Kamis, 28 Oktober 2010

Ritel

Pengertian

Apa Retailing itu ?
Pedagang eceran adalah perusahaan bisnis yang volume penjualannya semata berasal dari menjual secara eceran.

Ritel merupakan tahap terakhir dalam suatu saluran distribusi, yang berisi orang-orang dan bisnis yang terlibat secara fisik dalam menggerakkan dan memindahkan kepemilikan jasa dan barang barang dari produsen ke konsumen
Manufactur > wholesaler > retailer >final consumer

Apa yang dilakukan Pengecer?
Fungsi ritel :
1.Menyediakan beraneka macam produk,
Supermarket bisa menyediakan 20ribu -30 rb macam produk yang berasal dari lebih 500 perusahaan. Menawarkan berbagai merek, ukuran, desain, warna dan harga. Ada beberapa ritel yang hanya menyediakan kelompok produk tertentu

2.Membuka kemasan untuk contoh,
Untuk mempermudah dan menjaga kualitas, sebelum dikonsumsi, produk harus dikemas dengan baik agar tidak mudah rusak. Lalu ritel menawarkan produk tersebut dalam kuantitas yang lebih kecil untuk konsumen individu & rumah tangga. Ini dinamakan breaking bulk.

3.Kepemilikan persediaan,
Salah satu fungsi pengecer adalah menyediakan produk. Dan akan tersedia ketika konsumen menginginkannya. Sehingga, konsumen hanya perlu menyimpan produk di rumah dalam jumlah kecil, karena mereka mengetahui bahwa di saat memerlukan kembali, mereka cukup pergi ke ritel.

4.Menyediakan jasa,
Pengecer menyediakan jasa yang membuat pelanggan lebih mudah dalam membeli dan menggunakan produk :(•)Ada pengecer yang menawakan kredit; (•)Pengecer memajang produknya, sehingga konsumen dapat melihat dan mengujinya sebelum membeli; (•)Beberapa pengecer dilengkapi pelayan toko untuk menyediakan informasi tambahantentang produk

Jenis-Jenis Retailing
Meyer mengklasifikasikan retailing berdasarkan lima kriteria, yaitu tipe kepemilikan, produk atau jasa yang dijual, non-store retailing, strategi penetapan harga, dan lokasi

Tipe kepemilikan
Berdasarkan tipe kepemilikan, retailing dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu :
1.Independent retail firm, yaitu suatu outlet pengecer yang dimilikian dioperasikan secara independen dan tanpa afiliasi (penggabungan). Contohnya: warung, kios, atau toko barang kelontong yang dimiliki orang per orang, baik yang berlokasi di pasar regional, pasar Inpres, pasar tradisional, perumahan penduduk, jajaran rumah toko (ruko), maupun di lokasi-lokasi lainnya. Termasuk pula di dalamnya outlet yang dikelola oleh koperasi

2.Waralaba (franchising), yaitu suatu sistem pemasaran atau distribusi barang dan jasa, di mana sebuah perusahaan induk (franchisor) memberikan kepada individu atau perusahaan lain (franchisee) yang berskala kecil atau menengah dengan hak-hak istimewa untuk melakukan suatu sistem usaha tertentu melalui cara yang sudah ditentukan, selama waktu tertentu dan di suatu tempat tertentu pula. Franchisor biasanya menyediakan peralatan, produk atau jasa yang dijual, dan pelayanan manajerial. Sebagai imbalannya, franchisee harus membayar uang pangkal (initial franchise fee) dan royalti atas penjualan kotor, membayar management fee. membayar biay a sewa peralatan franchisor (bila ada), serta memasarkan produk dan jasa dengan cara-cara yang ditentukan oleh franchisor.

3.Corporate chain, yaitu suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih usaha/bisnis yang saling berkaitan atau berhubungan dalam satu manajemen dan dimiliki oleh suatu kelompok pemegang saham. Wujudnya bisa berupa jaringan toko serba ada (department store), pasar swalayan (supermarket), specialty store, maupun jaringan superstore. Contohnya adalah Matahari Group, Ramayana Group, Robinson Group, Cahaya Group, Hero Group, dan lain-lain. Keuntungan dari corporate chain ini adalah volume penjualan yang tinggi, kemampuan untuk membeli dalam kuantitas yang sangat besar, dan kemampuan untuk mempekerjakan karyawan dengan kemampuan khusus dalam pengembangan materi-materi promosi penjualan



Evaluasi Potensi Pasar
1.   Kondisi Ekonomi
Jumlah pendapatan dari para konsumen(calon), distribusi pendapatan diantara para ibu rumah tangga, sumber-sumber pendapatan di dalam wilayah tersebut, biaya hidup adalah faktor–faktor ekonomi penting yang berpengaruh pada pemilihan lokasi-lokasi
Jumlah tingkat pendapatan dibandingkan dengan angka biaya hidup akan menunjukkan apakah wilayah tersebut, kaya, miskin atau diantaranya
Dengan mengetahui distribusi pendapatan diantara penduduk, pengecer mungkin akan menemukan bahwa wilayah tersebut terdiri keluarga-keluarga menengah seluruhnya, atau mungkin ada sedikit yang berpenghasilan sangat tinggi dan sebagian besar keluarga-keluarga berpenghasilan rendah
Akhirnya, jumlah dan kekuatan dari sumber-sumber pendapatan akan menunjukkan indikasi stabilitas ekonomi. Jika ada berbagai karyawan yang berbeda-beda di dalam suatu wilayah atau masyarakat, akan kurang berpengaruh terhadap hancurnya ekonomi jika satu perusahaaan tutup atau pindah, atau hancur karena huru hara

2.       Populasi Penduduk
Bagi sebagian besar perusahaan, desain dari penawaran-penawaran mereka untuk segmen-segmen pasar yang khusus, pengetahuan tentang pola-pola pendapatan, usia, pendidikan dan status perkawinan di wilayah populasi penduduk adalah penting.
Beberapa aspek tingkah laku dari penduduk adalah juga penting dalam memilih lokasi
  •  Informasi tentang kebiasaan-kebiasaan berbelanja (dimana, kapan, dan berapa banyak yang dibeli) dan
  • Pola-pola pengeluaran (berapa banyak uang yang mereka belanjakan untuk setiap jenis barang) adalah sangat  berharga
Faktor–faktor ini menunjukkan pilihan-pilihan, selera–selera, sikap-sikap dari penduduk yang harus digunakan, sebagai contoh, dalam memutuskan tingkat kenyamanan dan kemudahan akses terhadap lokasi yang harus dimiliki
Beberapa pengecer mengumpulkan informasi-informasi ini langsung dari hasil survey konsumen

3.   Potensi persaingan
Para pesaing yang telah ada harus didata dan dipetakan dahulu di atas meja untuk menentukan, seberapa jauh mereka sudah mampu memenuhi kebutuhan pasar
Disamping lokasi-lokasi mereka, ukuran besar kecilnya toko mereka perlu dilihat dengan cara mengunjungi toko-toko pesaing tersebut. Kekuatan dari para pesaing dapat dilihat dengan cara mengobservasi dan menghitung pengunjung yang datang ke toko-toko tersebut pada waktu-waktu yang berbeda dalam satu hari selama beberapa hari.

4.   Tingkat Pertumbuhan
Seorang pengecer mencari stabilitas usaha dalam jangka panjang. Itulah sebabnya keputusan lokasi harus memperhitungkan keadaan wilayah tersebut di waktu yang akan datang.
Stabilitas dari perubahan populasi penduduk, pertumbuhan industri dan total volume penjualan Wholesale dan pengecer merupakan indikator yang baik terhadap pertumbuhan.
Ada wilayah-wilayah tertentu yang cenderung statis, cenderung menurun, dan yang cenderung terus tumbuh.


kepustakaan:
konsultan ritelanda
Hendri Makruf
Ngadiman 
Mumuh Mulyana Mubarak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar